Siaga dalam Diam

Senin, 03 Agustus 2009
GESEKAN antara kepolisian dan Komisi Pemberantasan Korupsi belum sepenuhnya reda. Jika diibaratkan reptil, cicak atau buaya, keduanya kini menghentikan rayapannya. Diam, merunduk, tapi dalam posisi siaga. Inilah hari-hari penting yang membuat mata masyarakat menyorot kepada kedua lembaga itu.

4 MEI 2009
Ketua KPK Antasari Azhar diperiksa dan kemudian ditahan di Polda Metro Jaya. Antasari menjadi tersangka otak pembunuhan Direktur Utama Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen. Dalam pemeriksaan disebutkan, Antasari membuka ”borok” sejumlah pimpinan KPK.

24 JUNI 2009
Saat berkunjung ke harian Kompas, Presiden SBY mengingatkan kedudukan KPK yang menjadi seperti superbody. Menurut Presiden, KPK sudah merupakan power holder yang luar biasa.

24 JUNI 2009
Kepala BPKP Didi Widayadi menyatakan bahwa pihaknya akan mengaudit KPK. Pernyataan Didi ini menimbulkan kontroversi. Presiden menyatakan tidak pernah memerintahkan BPKP mengaudit KPK.

30 JUNI 2009
Kepala Bareskrim Markas Besar Polri, Komisaris Besar Susno Duadji, menyatakan ada lembaga yang telah sewenang-wenang menyadap telepon genggamnya.

2 JULI 2009
KPK menggelar konferensi pers. Wakil Ketua KPK Bibit Samad Rianto menyatakan, jika ada yang tak jelas soal penyadapan, diminta untuk datang ke KPK. ”KPK hanya menyadap pihak yang terindikasi korupsi,” kata Bibit.

2 JULI 2009
Dalam wawancaranya dengan wartawan majalah Tempo, Susno Duadji menampik tuduhan yang menyebut dia meminta imbalan dalam kasus yang terkait dengan uang Boedi Sampoerna di Bank Century. Ia menyebut ada orang ”goblok”. ”Sesuatu yang tidak mungkin bisa ia kerjakan, tapi dicari-cari, ” kata Susno. ”Jika dibandingkan, ibaratnya, di sini buaya, di situ cicak.”

12 JULI 2009
Puluhan orang, termasuk bekas Ketua KPK Taufiequrrahman Ruki, mendeklarasikan gerakan Cintai Indonesia Cinta KPK (Cicak) di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Cicak menyatakan mendukung KPK demi kelanjutan perang terhadap korupsi. Aktivis antikorupsi di sejumlah daerah kemudian juga mendeklarasikan gerakan Cicak.

13 JULI 2009
Presiden SBY menggelar rapat koordinasi yang antara lain dihadiri pimpinan KPK, kepala kepolisian, dan Jaksa Agung. Presiden menyatakan tak ada satu pun niat lembaga negara untuk menggagalkan pemberantasan korupsi. ”Tidak perlu ada gesekan antarlembaga hukum,” kata Presiden.

15 JULI 2009
Beredar kabar santer bahwa kepolisian akan menangkap beberapa pimpinan KPK, antara lain Chandra Hamzah dan Mochammad Jasin, karena tersangkut kasus PT Masaro. Ketegangan terjadi di kantor KPK. Sejumlah aktivis antikorupsi, seperti Todung Mulya Lubis dan Teten Masduki, berdatangan ke kantor KPK.


Yang Menjadi Sorotan

Komisaris Jenderal Polisi Susno Duadji (55 tahun)

Sebelum menduduki kursi Kepala Badan Reserse dan Kriminal, Susno menjabat Kepala Kepolisian Jawa Barat. Susno menggantikan Bambang Hendarso Danuri, yang ditunjuk sebagai Kepala Kepolisian RI. Ia pernah bertugas sebagai Kapolres Maluku Utara, Kapolres Madiun, dan Kapolresta Malang. Dikenal pribadi yang kerap berbicara blakblakan, pernyataan Susno bahwa teleponnya disadap sebuah lembaga mengundang reaksi KPK. Kendati tidak menyebut nama, orang menduga yang dimaksud Susno tak lain KPK.

Mochammad Jasin (51 tahun)

Sebelum terpilih menjadi pimpinan KPK, Jasin adalah Direktur Penelitian dan Pengembangan KPK. Dikenal pribadi yang berhati-hati jika bicara, Jasin mengawali kariernya sebagai staf Departemen Perindustrian. Sebelum masuk KPK, ia menjabat Kepala Biro Perencanaan Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara. Polisi disebut-sebut memiliki rekaman pengakuan Anggoro Wijoyo, Direktur PT Masaro Radikom, yang menyatakan telah memberikan uang kepada Jasin. Tentang hal ini, kepada koleganya, Jasin bersumpah tidak pernah menerima uang dari Anggoro.


Sumber: Majalah Tempo (3-9 Agustus 2009)

0 komentar:

Posting Komentar